Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kurang lebih 2000 SM di Samaria ditemukan
sari bunga opion atau kemudian lebih dikenal dengan nama opium (candu = papavor
somnifertum). Bunga ini tumbuhsubur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian
500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran
selanjutnya adalah ke daerah India,
Cina, dan wilayah-wilayah Asia lainnya.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim menemukan
modifikasi candu yang dicampur amoniak yang dikenal dengan Nama Morphin
(diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius). Tahun 1856 waktu
pecah perang saudara di Amerika Serikat, Morphin ini dipergunakan untuk
penghilang rasa sakit akibat luka-luka perang.
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder
Wright dari London
merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis
jamur). Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing. Anjing
tersebut memberikan reaksi yaitu: tiarap, ketakutan, mengantuk, dan
muntah-muntah. Tahun 1898 pabrikobat “Bayer” memproduksi obat tersebut dengan
nama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit. Saat ini, heroin tidak lagi
dipakai sebagai obat, hanya morphin saja.
Kokain (ery throxylor coca) berasaldari
tumbuhan coca yang tumbuh di Peru
dan Bolivia.
Biasanya digunakan untuk penyembuhan asma dan TBC kemajuan teknologi
memungkinkan candu tersebut dijual dalam bentuk obat-obatan setelah diberi
campuran-campuran khusus dan jenisnyapun bertambah banyak.
1.2
Perumusan Masalah
Dari
penjelasan yang sudah diuraikan pada latar belakang, berikut ini beberapa
perumusan masalah diantaranya
1) Apa itu Narkoba?
2) Zat apakah yang membuat pemakai narkoba
merasa percaya diri?
3) Apa gejala pemakai jika putus narkoba?
4) Bagaimana peran orang tua dalam
mananggulangi narkoba?
5) Bagaimana efek pagi organ tubuh?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk menentukan definisi Narkoba;
2) Untuk mengetahui zat yang membuat
pemakai merasa percaya diri;
3) Untuk menentukan gejala jika putus narkoba;
4) Untuk menerangkan peran orang tua dalam
menanggulangi narkoba;
5) Untuk menerangkan efek bagi organ tubuh
sipemakai.
1.4
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang narkoba, dan memotivasi pembaca dan
penulis sendiri untuk dapat lebih mengerti tentang bahaya akoba di sekitar
kita, serta membagkitkan kesadaran lingkungan.
1.5 Sistemaika Penulisan
1) Bab 1 Pendahuluan, berisi: latar
belakang, perumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
2) Bab 2 Pengertian dan Jenis-jenis narkoba,
berisi: pengertian narkoba, ganja,
sabhu, opiate, ekstasi, kokain, zat penenang, zat halusinogen, dan bahan
adiktif
(kokain, kafein, nikotin, dan solvent).
3) Bab 3 Peran orang tua dalam mengatasi masalah
penyalahgunaan narkoba,
berisi: peran dan tanggung jawab orang tua, tips bagi orag tua , sikap
orang
tua
jika mengetahui anaknyamenyalahgunakan narkoba, dan gerakan
pencegahan oleh orang tua.
4) Bab 4 Dampak narkoba bagi kesehatan dan
peran dalam lingkungan sekitar,
berisi:
efek pada organ tubuh, gejala putus narkoba, peran remaja, peran guru
dan peran masyarakat.
5) Bab 5 Penutup, berisi: simpulan dan
saran.
Bab 2
Pengertian dan Jenis-jenis Narkoba
2.1 Pengertian Narkoba
Narkoba
adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif lai yang jika di
minum, hisap, hirup, ditelan atau disuntikan sangat berguna untuk kepentingan
dunia kedokteran sebagai pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun sering kali
menimbulkan ketergantungan.
2.1.1 Narkotika
Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau penambahan
kesadaran, hilangnya rasa dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berdasarkan tinggi rendahnya potensi yang dapat menimbulkan ketergantungan,
narkoba di bagi menjadi 3 golongan yaitu :
- golongan I di gunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi yang dapat menggakibatkan ketergantungan.
- golongan II digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan dapat digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan, dapat digunakan dalam terapi dan untuk tujuan pengembangan ilmu penetahuan serta mempunyai potensi tinggi yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, fentanil, ekgonina dan petidina.
- golongan III digunakan untuk pengobatan terapi dan tujuan pengembanan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan yna dapat mengakibatkan ketergantungan. Contoh: kodern, etil morfin, dan dihadrokodin.
2.1.2 Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat proaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat yang meyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan prilaku. Berdasarkan tinggi rendahya potensi yang dapat
meyebabkan ketergantungan, psikotropika digolongkan 3 yaitu:
- golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi yang sangat kuat yang dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: MDMA (ectasy), LSD, Psilobisilin dan psilosin.
- golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pegertahuan serta mempinyai potensi yang kuat dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan, Contoh: Amphethamine, metakualan dan metiil fenidat.
- golongan III berkhasiat untuk penobatan dan banyak digunakan dalam terpi dan tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang dapat mengakibatkan sindroma ketergantungan, Contoh: Amobarbital, Flunitratzepam dan Kastina.
2.1.3 Bahan atau Zat Adiktif lainnya
Adalah zat bahan dan obat bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya
dapat menimbulkan ketergantungan.
2.2 Ganja (Narkotika)
Ganja berasal dari tanaman
Cannabis sativa, sering juga disebut gele atau cimeng. Tumbuhan ini mengandung
za narkotik yang memebukkan. Dampaknya menimbulkan euphoria (kegembiraan);
tentram. Bisa menyebabkan ketergntungan karena sama dengan narkotika. Mampu
menguba struktur fungsi saraf, menimbulkan kesenangan, ketentraman, gerakan
yang lamban, kecelakaan kerja dan lalu lintas.
Cara pemakaian dengan dihisap
seperti rokok. Bila digunakan, tingkah laku pemakai ka nampak aneh, banyak tawa
walaupun tidak ada hal yang lucu, kedua mata ampak meah, merasa diejar-kejar
dan tigak meras akut. Mempengaruhi perubahan pada alam pikiran, mengurangi daya
ingat, gagguan kepada tenggorokan, siste pernafasan akan terkambat dan
kekebalan tubuh menurun.
Mariyuana
adalah tanaman semak / perdu yang tumbuh secara liar di hutan yang mana daun,
bunga, dan biji kanabis berfungsi untuk relaksan dan mengatasi keracunan ringan
(intoksikasi ringan).
Zat getah ganja / THC (delta-9 tetra
hidrocannabinol) yang kering bernama hasis, sedangkan jika dicairkan menjadi
minyak kanabasis. Minyak tersebut sering digunakan sebagai campuran rokok atau
lintingan tembakau yang disebut sebagai cimenk, cimeng, cimenx, joint, spleft,
dan sebagainya.
Ganja dapat menimbulkan efek yang menenangkan / relaksasi. Orang yang baru memakai ganja atau
mariyuana memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- mabuk / mabok dengan mata merah.
- tubuh lemas dan lelah.
- bola mata menjadi besar.
2.3 Opiat (Narkotika)
Putauw memiliki nama samaran seperti pete,
petewe dan hero. Putauw adalah nama sejenis arak Cina, bentuknya bubuk. Pada
dosis tertentu, morfin dapat memberikan rasa sakit atau menimbulkan efek lain
yang diperlukan manusia untuk kepentingan medis, misalnya pada pasien kanker.
Kalau putus obat, munculah keringat dingin, mata berair, ingusan, bulu kuduk
berdiri, serta rasa sakit dan kegelisahan luar biasa.
Putauw dan juga sejenis narkotika yang
dikonsumsikan dengan cara disuntikkan ke dalam pembuluh darah balik, atau
menghirup melalui lubang hidung atau bisa juga dengan memanaskan heroin di atas
kertas timah, baru asap dihirup. Putauw membawa manusia pada lingkaran setan,
yaitu mulai mencoba merasakan suasana hati yang meyenangkan, tidak lama
kemudian akan merasakan sakit yang membuat pemakai harus selalu memakai. Seperti opium yang kemudian dapat dijadikan
morphin dan heroin, pethidin, dan codein. Cara penggunaannya yang paling
populer adalah dengan cara disedot atau disuntikkan.
Contoh gejala
putus dari ketergantungan opiat:
a. Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea lakrimasipiloereksi,
a. Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea lakrimasipiloereksi,
menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi
takikardia disregulasi temperatur,
termasuk
pipotermia dan hipertermia.
b. Seseorang dengan ketergantungan opioid jarang meninggal akibat
putus opioid,
kecuali orang tersebut
memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit
jantung.
c. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia,
disregulasi temperatur, dan kecanduan
opiat
mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama
sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal
morfin atau heroin menghilangkan semua
gejala.
Gejala penyerta putus opioid adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor,
kelemahan,
mual, dan muntah.
2.4 Kokain
Cara pemakaian dengan dihirup ewat hidung, pada
waktu menggunakan tampak lebih percaya diri dan tampak gembira, wajah kelihatan
ceria dan banyak gairah dalam percakapan, efek dari penggunannya akan
menyebabkan paranoid dan halusinasi dan berkurangnya rasa percaya diri. Pada
kesehatan akan memburuk system pernafasan dan gangguan pada otak.
Kokain adalah bubuk kristal putih yang didapat dari ekstraksi serta
isolasi daun
coca (erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada
sambungan syaraf dengan cara / teknik diminum dengan mencampurnya dengan
minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup dari hidung
dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.
Kenikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan sebentar saja, yaitu
selama 1 sampai 4 menit seperti rasa senang riang gembira, tambah pede,
terangsang, menambah tanaga dan stamina, sukses, dan lain-lain. Setelah 20
menit semua perasaan enak itu hilang seketika berubah menjadi rasa lelah /
capek, depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi dan lagi sampai
mati.
Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat ditimbukan dari
penggunaan kokain secara terusmenerus adalah :
- darah tinggi.
- sulit bobo / susah tidur.
- bola mata menjadi kecil.
- hilang nafsu makan / kurus.
- detak jantung jadi cepat.
- terbius sesaat, dan sebagainya.
2.5 Ekstasi (Psikotropika)
Ekstasi adalah zat sintetik amfetamin yang
dibuat dalam bntuk pil. Ekstasi berarti sukacita yang berlimpah-limpah,
berlebihan dan meluap. Pil ini bekerja merangsang saraf pusat otonom, pemakai
menjadi gembira dan sangat percaya diri.
Ekstasi berkhasiat dalam merasang (sebagai
stimulasi), membagkitkan rasa senang (euporia serta gairah yang berlebihan,
namun dalam penggunaan yang berlebihan, dapat juga berakhasiat mematikan rasa
serta khayalan-khayalan aneh. Ekstasi memacu deak jantung secara hebat hingga
beat (ketukan berirama) dari gedup jantung berdengung di daerah telinga. Inilah
yang melatari lahirnya hause music yang mempunyai beat cepat agar sesuai dengan
beat di telinga sipemakai.
Ekstasi menimbulkan ketergantungan dan
kerusakan otak. Kalau diputus, badan terasa capekluar biasa, depresi, dan
sebagainya. Overdosis
ditandai dengan halusinasi, panic, muntah, diare dan kejang serta koma dan
kematian.
2.6 Shabu (Psikotropika)
Shabu adalah zat metilafetamin (turunan
amfetamin), dimana namanya meminjam nama sebuah masakan dari Jepang. Shabu
berbentuk Kristal putih mirip vetsin dan caira mudah larut dalam alkohol dan
air. Shabu termasuk sejenis stimulan (merangsang system saraf otak). Dampaknya
lebih kuat dan cepat daripada ekstasi. Pemakai jadi lebih bersemangat, percaya
diri, dan keberanian meningkat, senang nyerocos, dan sebagainya. Pendeknya, semua aktifitas tubuh
dipercepat amat berlebihan, tetapi juga curiga berlebihan pada semua orang di
lingkungannya. Akhibatnya malah mengganggu kehidupan sendiri. Penggunaan shabu
jika berkelanjutan akan menjebol tubuh pemakainya atau meninggal dunia.
2.7
Zat Penenang
Efeknya adalah gangguan pada otak dan
menyebabkan rasa ketakutan, bimbang diiringi rasa cemas yang berlebihan.
Contoh: Dizepan seperti terdapat pada otak tidur.
2.8
Zat Halusinogen
Efeknya adalah gangguan pada otak dan akan
menimbukan halusinasi diiringi takut yang berlebihan. Contoh: Lyseric Acid
Diettylamide.
2.9
Bahan Adiktif
- Alkohol
Efeknya adalah akan
merusak terhadap saluran pencernaan, usus, hati, jatung, gijal dan akan
menimbulkan paranoid, depresi dan hilang ingatan. Orang sedang menggunakan obat
penenang atau obat tidur dan alcohol akan tampak gembira, banyak bicara,
bersemangat akan tetapi bila jumlah yang dipakai bertambah maka nampak gerakan
mulai lambat, bicara cadel, jalan sempoyongan, mengantuk dan tertidur.
Alkohol, adalah minuman yang mengandung
ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat
dengan cara fermentasi dan destilasi yang diprioses dengan mencapur kosentran
dengan ethanol. Minuman berakohol dikelompokokan menjadi:
i. Golongan A
dengan kadar ethanol 1% sampai dengan 5%;
ii. Golongan
B dengan kadr ethanol > 5% sampai dengan 20%;
iii. Golongan
C dengan kadar ethanol >20% sampai dengan 55%.
Bir, Wisky, Gin, Vodca, Brem, Ciu, Arak dan yang lain merupak
minuman keras yang didalamnya megandung alcohol lansung diserap kedalam darah
dan mempengaruhi system dalam tubuh. Korban mengeluh pusing, kulit menjandii
merah , merasa gembira dan rileks, perasaan dan pikiran menjadi tumpul. Dalam
jangka panjang terjadi hanghover sehingga terasa mual, skit kepala pencenaan
terganggu, pikiran tidak jernih serta dehidrasi atau kehilangan caiaran tubuh.
Sistem syaraf pusat mejadi terganggu
sehingga dapat menimbulkan kematian. Sistem pencernaan sehingga nafsu makan
hilang dan kekuranggan vitamin. Sistem repoduksi juga trganggu yakni meyebabkan
cacat bayi yang dikamndung ibu peminum alcohol, mingkatnya arboptus dan
kelahiran premature dan meyebabkan ipotensi pada pria.
- Kafein
Pada dasarnya kafein menimbulkan rasa cemas dan
mengakibatkan gangguan terhadap jantung dan pembuluh darah. Contoh: terdapat
pada kopi.
- Nikotin
Bahan yang dapat menimbulkan suatu masalah kesehatan masyarakat,
tetapi sedikit pengaruh dibidang peransangan atau depresi dari system saraf
sentral atau gangguan pada daun tembakau yang sering dikenal sebagai bahan
rokok, setelah pemakaian korban merasa dinginn mual dan ingin muntah pada
system saraf pusat aliran oksigen menjadi terhambat, pembuluh darah otak
meyempit dan dapat meyebabkan stroke.
- Solvent
Efek menghambat pernafasan, infeksi dalam
tenggorokan, gangguan pada otak, kerusakan pada hati dan ginjal. Contoh: zat
perekat dan bensin yang dapat dihirup baunya.
Solven, yaitu gas atau zat pelarut yang dapat menguap berupa senyawa
organic yang sering digyunakan untuk belbagai keperluan. Contoh: Lem, Tiner,
Aceton dan bensin.Setelah pemakaian korban menjadi pusing, gangguan pengeliatan
dan kesulitan bernafas serta nafsu makan hilang.
Bab 3
Peran Orang Tua Dalam Mengatasi Masalah
Penyalahgunaan Narkoba
3.1 Peran dan Tanggung Jawab
Orang Tua
Kecenderungan
anak menyalahgunakan narkoba tidak dapat dilepaskan dari peran dan tanggung
jawab orang tua, sekalipun lingkungan seperti: keluarg, sekolah dan teman
sebaya, mempunyai pengaruh yang besar bagi anak, tetapi apabila orang tua dapat
melaksanakan peran dan tanggung jawabnya, maka pengaruh lingkungan tersebut
dapat ditekan seminimal mungkin. Peran dan tanggung jawab orang tua yang dapat
mencegah penyalahgunaan narkobapada anak atau remaja sebagai berikut:
- Orang tua menjadi teman diskusi.
- Orang tua menjadi tempat bertanya.
- Mampu membuat aturan secara konsisten, kontinyu dan konsekuen.
- Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama.
- Orang tua perlu menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiat.
- Orang tua dapat berperan sebagai pembimbing bagi anak.
- Orang tua perlu mengenal teman anaknya.
3.2
Tips bagi Orang Tua
Langkah-langkah
yang dapat diajarkan pada anak agar mereka dapat lebih mudah menolak tawaran
narkoba dari teman atau orang lain:
- Berkata tidak bila ada yang menawakan.
- Berikan alasan yang tepat dan tegas misalnya “saya ada tugas dari sekolah”, “sudahlah saya sudah tahu kok”, dll.
- Alihkan topic pembicaraan.
- Abaikan bila ada yang mengejek dan tetaplah pada pendirian.
- Tawarkan teman untuk mengerjakan kegiatan yang lain misalnya: nonton, mendengarkan musik, diskusi, dsb.
- Hindari diri dari kelompok teman pengguna.
3.3 Sikap Orang Tua Jika
Mengetahui Anaknya Menyalahgunakan Narkoba
- Berusahalah tenang.
- Jangan tunda masalah.
- Dengarkan anak ketika anak sedang berbicara.
- Hargai kejujuran anak.
- Jujur terhadap diri sendiri.
- Tingkatan hubungan dalam keluarga.
- Cari pertolongan.
- Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba.
3.4 Gerakan Pencegahan Oleh Orang
Tua
Para orang tua dapat menjadikan kekuatan “dahsyat” dalam
program pencegaan penyalahgunaan narkoba, kerjasama para orang tua diperlukan
dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Para
orang tua dapat merancang kegiatan bersama melalui berbagai media, baik formal
seperti: pertemuan RT/RW, kegiatan di Puskesmas/Posyandu setempat, hingga media
yang sifatnya informal, seperti: kelompok pengajian, arisan, kerja bakti dan
lain-lain. Berikut adalah contoh pendekatan yang dapat digunakan:
- Penyebarluasan Informasi
- Orang tua yang sudah membaca buku ini
diharapkan dapat menyebarluaskan
informasi kepada pihak-pihak lain dilingkungannya baik formal maupun
informal.
- Pengetahuan tentang penyalahgunaan narkoba
perlu diperbaharui setiap saat melalui diskusi dan pencarian sumber informasi.
- Pembicaraan dapat dimulai dengan
mendiskusikan peranan orang tua dalam mencegah anak dari penyalahgunaan
narkoba.
Bab 4
Dampak
Narkoba Pada Kesehatan
4.1 Efek pada Organ Tubuh:
- Gangguan fungsi pada otak antara lain penurunan daya ingat, mempengaruhi alam perasaan atau suasna hati melalaui system neurotransmitter (antara lain serotonin, noradrenergic dan depomine) dan menghilangkan rasa nyeri atau sakit
- Gangguan fungsi pernafasan;
- Gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah;
- Gangguan fungsi pencernaan;
- Akibat penyalahgunaan narkoba melalui jarum sunrik:
- Infeksi HIV / AIDS
- Infeksi Hepatitis A, B, C.
Mekanisme kerja narkoba secara klinis bisa
bersifat stimulan (merangsang) dan
depresan (menekan) terhadap fungsi otak, tergantung jenis, dosis dan cara
pemberian.
Stimulan, misalnya Amfetamin (dicampur zat lain
disebut sebagai Ekstasi) dan Kokain merangsang susunan saraf pusat di otak.
Depresan, misalnya Opiat yang terikat pada reseptor tertentu, bahkan diketahui
hampir ada pada setiap area di otak.
4.2 Gejala Putus Alkohol
- Hiperaktif outonom.
- Tremor pada tangan (gemeter).
- Insomania, kejang dan anxietas.
- Halusinasi, ilusi sepintas.
- Agitasi psikomotor.
- Agitasi psikomotor.
4.3
Peran Remaja dalam menanggulangi Narkoba
- Wujudkan cita-cita dengan meningkatkan prestasi dan kembangkan bakat demi masa depan;
- Perdalaman iman dan taqwa guna ketahanan diri dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan hidup;
- Laksanakan tugas dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan manfaatan waktu luang dengan kegiatan positif di masyarakat;
- Berusahalah menjadi anggota keluarga yang baik;
- Hati-hati dalam memilih teman bergaul ikut dalam organisasi social masyarakat;
- Tingkatkan kepedulian sosial terhadap lingkungan;
- Hindarkan perbuatan penyalahgunaan narkoba.
4.4
Peran Guru
- Perhatikan tingkah laku murid yang menyimpang;
- Sekali-kali adakan razia dikelas yang dicurigai ada yang menggunakan narkoba;
- Awasi mantan murid yang dikeluarkan atau dipecat yang sering datang sekolah atau kelas;
- Awasi mantan murid yang lulus sering datang ke sekolah;
- Laporkan segera ke Polisi apabila mengetahui adanya penyalahgunaan narkoba;
- Bila memungkinkan tangkap pengedar yang tertangkap tangan melakukan kejahatan dan serahkan ke Polisi berikut barang bukti;
- Buat PR supaya siswa tidak ada waktu luang.
4.5
Peran Masyarakat
Peran tokoh masyarakatsangat penting dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba dan mempunyai tanggung jawab untuk mewaspadai
dan menghindari faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab dan pencetus
penyalahgunaan narkoba dilinkungan. Tokoh masyarakat perlu:
- Memahami masalah penggunaan narkoba, upaya pencegahan dan penanggulangan di masyarakat.
- Mengadakan pengamatan situasi dan kondisi lingkungan di wilayahnya.
- Mengalang potensi masyarakat untuk dapat membantu pelaksanaan penanggulangan di sekolah dan lngkungan.
- Mendorong, mengarahkan dan mengendalikan gerakan masyarakat untuk peduli pada upaya anti narkoba di lingkungannya.
- Melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan tertib dengan memanfaatkan setiap jam pelajaran kosong dengan kegiatan positif.
- Mengadakan kegiatan ekstarkurikuler yang positif dengan dibimbing oleh seorang guru atau pembina yang berdedikasi dan ahli dibidangnya.
- Menciptakan suasana yang penuh keterbukaan dan semangat kekeluargaan.
- Memberikan sangsi yang tegas dan mendidik terhadap siswa yang melanggar
peraturan.
- Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar.
- Memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang memiliki kecenderungan menjadi pecandu narkoba.
- Siswa-siswa yang memiliki kecenderungan menjadi pecandu narkoba dapat dilihat dari aktifitas sehari-harinya, diantaranya adalah tingkah lakunya, teman-teman bermainya, lingkungan tempat tinggalnya, dan lain-lain.
Bab 5
Penutup
5.1
Simpulan
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lai yang jika di minum, hisap, hirup, ditelan atau disuntikan sangat
berguna untuk kepentingan dunia kedokteran sebagai pengobatan dan pelayanan
kesehatan, namun sering kali menimbulkan ketergantungan. Dalam kehidupan sehari-hari sangat berbahaya
untuk kesehatan, selain itu banyak sekali kerugian jika memakai narkoba salah
satunya saling ketergantunan, kesehatan akan memburuk, system pernafasan dan
gangguan pada otak serta dapat mengakibatkan kematian.
Dari hasil pencarian yang saya cari ternyata
bahwa mengonsumsi narkoba sangat berbahaya bagi kehidupan, kesehatan, diri
sendiri, dll.
5.2 Saran
Beberapa saran yang ingin
saya sampaikan setela anda membaca Karya Ilmiah ini antanya:
- Jangan percaya kepada orang yang baru kita kenal.
- Menjauhi pergaulan bebas dan juga dalam memberikan motivasi kepada orang-orang di sekeliling kita.
- Sebaiknya mencari tahu barang yang dikasih orang yang baru dikenal sebelum kita mengkonsumsinya.
- Tidak ada bunga ros yang berduri, tidak ada sesuatu didunia ini yang sempurna dan tidak ada cacatnya. Begitu juga halnya dengan manusia, bagaimana pintarnya mesti ada kelemahannya atau kekurangannya.
Daftar
Pustaka
Bintibmas, Mitra dkk. 2007. Narkoba Musuh Bangsa. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1996. Proyek Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat
Grafmdo Persada.
Hakim, Arief. 2004. Bahaya
Narkoba; Alkohol Serta Cara Islam Mencegah, Mengatasi Dan Melawan. Bandung: Anggota IKAPI.
Jalal, Abdul.1988. Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung.
Jawa Barat.
Padmini, Dyah. 2000. Revolusi Hening
(Perang Biologi dan Kimia, narkotika
Remaja Rosdakarya dan
Psikotropika serla seluk beluknya penyakit kelamin dan AIDS). Bandung: Angkasa.
Sudjiono, Anas. 1996. Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Sukardi,
D.Ketut. 1988. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara.
Lampiran
1. Macam-macam Narkoba
2. Jenis-jenis
Narkotika
3. Heroin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar