Blogger templates

summer style orange line

Pages

Selasa, 22 April 2014

negeri 5 menara



1.      Novel Indonesia
Judul               : Negeri 5 Menara
Pengarang       : A. Fuadi
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Tema               : Keterpaksaan menjadi kesyukuran
Synopsis          :
Seumur hidupnya Alif tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya dilalui dengan berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, main bola di sawah dan mandi di air biru Danau Minanjau. Tiba_tiba dia harus melintasi punggung Sumatera menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamhka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah ibunya : belajar di pondok.
Dihari pertama di Pondok Madani (PM) Alif terkesima dengan “mantera sakti : Man Jadda Wajadda” siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses. Siapa sangka sosok Alif yang sangat ingin menjadi Habibie. Sosok yang keras kepala dan selalu iri dengan temannya Randai yang telah sukses mencapai cita-cita kini begitu bersyukur bisa menjadi santri Pondok Madani.
Disana ia bertemu dengan anak-anak yang luar biasa. Said, sosok orang kaya namun rendah hati dari Surabaya. Raja, kamus berjalan dari Medan. Basa, orang yang sangat ahli ilmu agama dari Gowa. Dulmajid dari Sumenep dan Atang dari Bandung. Suka dan duka mulai dari krisis uang sampai dihukum selalu dihadapi dengan tabah.
Di bawah menara masjid, mereka menunggu waktu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk. Awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah : Jangan pernah meremehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

2. Novel Terjemah
Judul               : Princes
Pengarang       : Jean P. Sasson
Penerbit           : Ramala Books
Tema               : Perjuangan seorang wanita untuk memperjuangkan haknya (emansipasi)
Synopsis          :
Sultana adalah seorang putri keluarga Kerajaan Saudi. Ayahnya bersifat keras dan lebih menyanyangi anak laki-lakinya. Dari kecil Sultana adalah gadis pemberani yang selalu melakukan pemberontakan agar tidak ada lagi perbedaan antara derajat laki-laki dengan perempuan. Memang di Arab Saudi perempuan dikendalikan oleh laki-laki. Perempuan hanya dijadikan istri untuk melayani suaminya. Tidak ada sekolah ataupun pekerjaan untuk perempuan.
Faruq (kakak Sultana) adalah anak laki-laki satu-satunya. Dia sangat disayangi dan dibanggakan oleh ayahnya. Apapun yang dia minta ayah selalu mengabulkannya.Bahkan kasih sayang ayah juga sangat besar dan hanya diberikan untuk Faruq. Oleh karena itulah Sultana sangat membenci kakaknya sendiri.
Sedangkan kakak perempuan Sultana, Sara hidupnya sangat menderita. Sara dipaksa untuk menikah dengan orang yang berusia 65 tahun dan dia akan dijadikan istri keempatnya. Padahal waktu itu usia Sara baru 15 tahun. Sara menolak permintaan ayahnya untuk menikah dengan laki-laki tua itu. Namun, tidak ada yang bisa menolak keinginan ayah. Segala keputusan mengenai keluarga berada ditangan ayah dan tidak boleh ada yang merubah dan membangkangnya termasuk ibu. Ibu adalah istri yang sangat patuh dengan suaminya. Ibu tidak pernah menolak permintaan ayah termasuk untuk menikahkan Sara dengan laki-laki tua itu. Dan akhirnya Sara tetap menikah dengan laki-laki tua itu. Pada saat usia pernikahannya baru 3 bulan, Sara mencoba untuk bunuh diri karena ia sudah tidak kuat hidup dengan suaminya. Namun tindakannya untuk bunuh diri diketahui oleh orang lain dan Sara langsung dibawa ke rumah sakit. Pada saat Sara di rumah sakit, ibu menemaninya karena ibu takut Sara melakukan hal seperti itu lagi. Ayah tetap menginginkan Sara kembali kepada suaminya. Ibu yang tadinya adalah seorang istri yang sangat patuh pada suami pada waktu itu untuk yang pertama kalinya ibu menolak permintaan ayah. Ibu tidak mau Sara kembali ke suaminya karena ibu takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Akhirnya, suami Sara mengalah dan menceraikan Sara.
Setalah keluar dari rumah sakit, Sara kembali ke rumahnya. Sejak kejadian itu Sara sering melamun dan seperti tidak mempunyai semangat hidup. Kakak Sara yang juga kakak Sultana, Nura tidak tega melihat Sara seperti itu. Nura mencoba meyakinkan ayah bahwa Sara dan Sultana perlu melihat dunia luar Arab Saudi. Dan ayah mengizinkannya. Faruq yang mendengar berita itu langsung minta ikut. Namun Sultana tidak mengizinkannya. Kemudian Faruq meminta kepada ayah agar ia ikut pergi bersama Sara dan Sultana. Ayah mengizinkannya karena ayah menganggap bahwa Faruq dapat menjaga saudara perempuannya. Tetapi Sultana tetap tidak menginginkan Faruq ikut. Berbagai macam cara dilakukan Sultana agar Faruq tidak ikut. Namun semuanya gagal. Faruq tetap ikut mereka ke Riyadh dan ditemani oleh Hadi. Disana Nura mengajak Sultana dan Sara pergi ke tempat perbelanjaan untuk membeli cadar  Sultana karena pada saat di Riyadh, Sultana mendapatkan menstruasi yang pertama. Sudah menjadi keharusan seorang perempuan Arab untuk menutup auratnya termasuk mengenakan cadar pada saat mendapatkan menstruasi yang pertama. Namun, Nura dan Sara sepakat untuk merahasiakan tentang menstruasi pertama Sultana dari siapapun. Mereka takut apabila ayah tahu mengenai hal tersebut, ayah akan segera menikahkan Sultana seperti yang terjadi pada kakak-kakak  perempuannya.
Sepulang dari belanja Sara dan Sultana dikejutkan dengan tingkah Hadi dan Faruq di apartemen Nura. Faruq terlihat sedang memegangi gadis kecil yang berumur tak lebih dari 8 tahun dan Hadi sedang memperkosanya. Melihat kejadian itu Sara menjadi histeris dan berteriak ketakutan. Faruq sangat marah ketika mengetahui ada Sultana dan Sara yang melihat perbuatannya itu. Meskipun tertangkap basah dalam tindakan yang memalukan itu, Faruq dan Hadi bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun. Sultana berkata kepada Faruq bahwa ia akan melaporkan perbuatan Faruq kepada ayah, tetapi Faruq malah tertawa dan berkata bahwa ia tidak perduli. Kata Faruq justru ayah yang memberinya nama agen yang bisa dihubungi untuk mendapatkan layanan seperti itu dan ayah selalu melakukan hal itu saat pergi ke Kairo. Sultana dan Sara berbincang dengan Nura tentang fenomena penjualan anak. Menurut Ahmed, suami Nura cara hidup itu terjadi di banyak negara.
Ibu tidak takut dengan kematian. Ia menjalani hidup saleh sebagai muslim yang baik. Dua minggu setelah anak-anaknya pergi ibu mulai sakit dan akhirnya meninggal.  Anak-anak perempuan ibu mengelilingi setiap inci ranjang kematiannya, ia terbaring diselimuti cinta darah dagingnya.
Empat bulan setelah ibu meninggal, ayah menikahi Randa, salah satu sepupu keluarga kerajaan, teman bermain Sultana di masa kecil. Pengantin baru ayah berumur 15 tahun. Sepulangnya mereka berbulan madu, Randa jarang bicara dan tak pernah senyum. Resah melihat kehidupan Randa yang suram, Sultana terdorong untuk berbuat nakal. Sultana, Randa, Nadia, dan Wafa membuat klub yang bernama lively lips yang bertujuan berani berbicara sendiri untuk melawan sikap menerima begitu saja peran wanita dalam masyarakat. Wafa dan Nadia adalah gadis yang jauh lebih berani melakukan pemberontakan. Mereka berani mendekati seorang lelaki asing yang sangat tampan dan mereka bertanya kepada lelaki itu apakah ia mau sedikit bersenang-senang. Tak sampai setahun, nadia dan wafa tertangkap. Beberapa hari kemudian ayah bertanya kepada sultana dan randa apakah mereka ada hubungannya dengan penangkapan wafa dan nadia. Sultana mencoba menjawab tetapi ia berbohong. Randa menangis dan menceritakan yang sebenarnya kepada ayah, kemudian ayah langsung menceraikannya dan melarangnya bergaul dengan sultana.
Karim dan ayahnya datang ke kantor ayah sultana. Meraka merencanakan perkawinan karim dan sultana. Setelah melewati berbagai persiapan, akhirnya karim dan sultana menikah dan dikaruniai 3 orang anak. Dalam kehidupan rumah tangganya mereka mengalami banyak masalah sampai sultana tidak kuat lagi dan ia kabur dari rumah. Sultana mau kembali kerumah Karim asalkan Karim menandatangani surat perjanjian bahwa ia tidak boleh menikah lagi dengan wanita lain selama masih terikat dengannya. Dan akhirnya Karim mensetujui perjanjian tersebut. Sultana dan anak-anaknya kemudian kembali ke rumah. Rumah tangganya kembali harmonis.
Sebuah pesta makan malam sedang berlangsung dirumah keluarga Karim, kami mendengar ada perang antara irak dan kuait. Penduduk kuait banyak yang mengungsi di arab karena di arab dianggap nyaman tetapi kemudian kami mendapatkan telepon bahwa riad sudah tidak aman. Kekacauan meledak dikerajaan kami yang tenang. Aku dan Sarah gemetar mendengar bahwa perempuan-perempuan kuait diizinkan mengendarai dan tidak memakai cadar. Betapa kami sangat menginginkan hak-hak seperti yang telah mereka dapatkan dengan begitu mudah. Kali ini suami sultana marah pada semua perempuan dan mengatakan padaku bahwa insiden ini akan menunda hak-hak perempuan selama berpuluh-puluh tahun.

1.      Membandingkan Unsur Intrinsik
1.      Tokoh
Novel
Tokoh
Watak
Bukti
Novel Indonesia : Negara 5 Menara
1.   Alif
2.   Ibu
3.   Raja
4.   Randai
5.   Basa
6.   Dulmajid
7.   Atang
8.   Said
1.   Keras kepala, Iri, Penurut
2.   Baik, berpendirian kuat
3.   Pintar, mudah bersyukur
4.   Pintar
5.   Sholeh
6.   Keras, jujur, setia kawan
7.   Rajin
8.   Optimis, dewasa
1.   Keras kepala: “ tapi Amak, ambo tidak berbakat dengan ilmu agama. Ambo ingin jadi insinyur dan ahli ekonomi. Pokoknya ambo ingin jadi Habibi! Ambo tak ingin jadi Buya Hamka!!!” Aku bertekad melawan keinginan amak dengan gaya diam dan mengurung diri di kamar.
Iri: aku sangat iri dengan kepandaian Randai dalam matematika dan ilmu alam. Senag mendapat surat dari Randai, kawan lamaku, tapi aku juga iri bercampur sedih, bagaimana tidak, dia telah berhasil masuk SMA terbaik di Bukit Tinngi sama seperti keinginanku dulu. Selangkah ia telah berhasil meraih mimipinya menjadi insinyur. Seementara aku di sini mungkin menjadi ustad dan gur mengaji.
Penurut: belum pernah sebelumnya aku bantah-bantahan sebesar ini dengan amak. Selama ini aku anak penurut, surga dibawah telapak kaki ibu, begitulah kata guru madrasahku. Tapi ide masuk madrasah benar-benar meremas hatiku yang sungguh ingin menjadi Habibi.
2.   Sholehah: “ amak ingin anak laki-laki amak menjadi seorang pemimpin  agama yang hebat dan berpengetahuan luas. Melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.” “menjadi pemimpin agama lebih mulia daripada menjadi insinyur Nak. Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat.”
Perhatian : walau sibuk, amak selalu menyediakan waktu, membacakan buku, mendengar celotehan kami dan menemani belajar.
3.   Pintar : “ aku ingin menjadi ulama yang intelek, dan aku harus bisa menjadi apa yang diinginkan ibu dan bapak. Dari 10 bersaudara, hanya aku yang diamanatkan untuk belajar agama.
Berpendirian kuat: “ mulai hari ini aku akan membaca kamus ini halaman per halaman” katanya sambil mengepalkan tangan. Di kemudian hari niatnya terbayar tunai, dia paling lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan guru bahasa Inggris.
4.   Pintar: “sobat, saat aku menulis surat ini aku sedang mengikuti lomba IPA, aku benar-benar bangga! Langkah untuk menjadi Habibi semakin dekat. Bagaimana dengan kegiatanmu di pondok?? “Lif... aku diterima di ITB!!! Andai kita bisa sama-sama menjadi mahasswa ITB kita akan bersama-sama menjadi Habibi.
5.   Sholeh: Bukti “saya ingin mendalami ilmu agama dannmenjadi hafiz (penghafal Al-Qur’an).
6.   Keras, jujur, setia kawan: di kemudian hari kau menyadari dia orng yang paling jujur, paling keras tapi juga paling setia kawan yang pernah aku kenal.
7.   Rajin: tadi dia datang paling pagi.
8.   Optimis: tenang akhi, sebentar lagi kita akan selamat. Asrama tinggal 100 meter lagi. Kata Said dengan optimis memberi kami harapan.
Dewasa: Dia yang paling dewasa, tak salah kami memilihnya sebagai ketua kelas. selama setahun kedepan, dia selalu menjawab keluh kesah kami dengan senyum dan cerita yang membakar semangat.

Novel Terjemah : Princess
1.Sultana
2.Ayah
3.Ibu
4.Faruq
5.Karim
6.Sara
7.Nura
8.Wafa dan Nadia

1.   Pemberani
2.   Keras, egois
3.   Baik
4.   Jahat, egois
5.   Mau berubah menjadi lebih baik
6.   Pantang menyerah
7.   Penyayang
8.   Pemberani

1.   Pemberani : Aku melakukan tindakan nekat dengan menolak patuh pada superioritas hak prerogatif laki-laki dan aku tahu akan konsekuensinya.
2.   Keras : Ayah meresponnya dengan kata yang tegas, tidak.
Egois : Sudah lama ia ingin anak perempuannya yang tercantik akan menikah dengan laki-laki yang kaya dan terkemuka.
3.   Baik : Ia menjalani hidup saleh sebagai muslim yang baik.
4.   Jahat dan egois : Faruq menjatuhkanku ke tanah, tetapi aku tetap menolak menyerahkan apel merah pemberian seorang juru masak asal Pakistan.
5.   Ingin berubah :   Karim mau menandatangani surat perjanjian yang berisi ia tidak boleh menikah dengan wanita lain selama ia masih menjadi suami Sultana.
6.   Pantang menyerah: Sara mencoba untuk bunuh diri karena ia sudah tidak kuat hidup dengan suaminya. Namun tindakannya untuk bunuh diri diketahui oleh orang lain dan Sara langsung dibawa ke rumah sakit.
7.   Penyayang: Nura tidak tega melihat Sara seperti itu. Nura mencoba meyakinkan ayah bahwa Sara dan Sultana perlu melihat dunia luar Arab Saudi
8.   Pemberani : Wafa dan Nadia adalah gadis yang jauh lebih berani melakukan pemberontakan. Mereka berani mendekati seorang lelaki asing yang sangat tampan dan mereka bertanya kepada lelaki itu apakah ia mau sedikit bersenang-senang.

2.      Alur
Novel
Alur
Bukti
Novel Indonesia : Negara 5 Menara
Alur campuran
Dinginnya udara di Washington seakan menghilang setelah membaca sms dari salah satu anggota sahibul menara. Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat terpatri dalam hidupku. ( menceritakan masa kecil). Kami sangat terharu mengenang persahabatan kami dulu di PM. Di luar apartemen Atang berkata “pada saatnya nanti kita harus pulang kenegeri kita sendiri untukmengamalkan apa yang kita dapat disini.

Novel Terjemah : Princes
Alur campuran
Kenangan pertamaku yang masih terngiang adalah kekerasan: saat masih berumur 4 tahun aku ditampar oleh ibukku yang biasanya lembut (menceritakan masa kecilnya yang suram). Tak seperti kebanyakan suami-suami di Saudi, Karim menyimpan passport keluarga yang mudah dijangkau istrinya (menceritakan masa kini).

3.       Setting
Novel
Latar
Bukti
Novel Indonesia : Negara 5 Menara
·     Tempat :
1.   Bukit Barisan,
2.   Sawah,
3.   Danau Minanjau,
4.   Pondok Madani,
5.   Di bawah menara masjid
6.   Rumah
·     Waktu :
malam hari
·     Suasana :
1.    kecewa,
2.    kagum
·      Tempat :
1, 2,3. Masa kecilnya dilalui dengan berburu durian runtuh di Bukit Barisan, main bola di sawah dan mandi di air biru Danau Minanjau.
4. Dihari pertama di Pondok Madani (PM) Alif terkesima dengan “mantera sakti Man Jadda Wajadda”
5. Di bawah menara masjid, mereka menunggu waktu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk.
6.Rumah di ruang tengah ayah hanya duduk menonton TV . acara di sore hari.
Kami tiba di pondok pagi hari. Dari luar, bangunan itu tampak melayang karena tertutup kabut.
·      Waktu :
Di bawah menara masjid, mereka menunggu waktu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak ke ufuk.
·      Suasana :
1. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah ibunya : belajar di pondok.
2. Dihari pertama di Pondok Madani (PM) Alif terkesima dengan “mantera sakti Man Jadda Wajadda”. Disana ia bertemu dengan anak-anak yang luar biasa.
Novel Terjemah : Princes
·     Tempat :
1.   Rumah ayah Sultana,
2.   Rumah Karim dan Sultana
·     Waktu : 4 bulan setelah ibu meninggal.
·     Suasana : haru
·      Tempat
1. Dalam sebuah keluarga dengan sepuluh anak prempuan dan satu orang anak laki-laki ketakutan menyelimuti rumah kami.
2. Sebuah pesta makan malam sedang berlangsung di rumah kami di Jeddah……
·      Waktu
4 bulan setelah ibu meninggal ayah menikahi Randa.
·      Suasana
Ibu meninggal dengan tenang. Anak-anak perempuan mengelilingi setiap inchi ranjang kematiannya, ia terbaring diselimuti cinta darah dagingnya.

4.      Sudut Pandang
Novel
Sudut Pandang
Bukti
Novel Indonesia : Negara 5 Menara
Orang pertama, pelaku utama
Aku bertekad melawan keinginan amak dengan gaya diam dan mengurung diri di kamar.
Novel Terjemah : Princes
Orang pertama, pelaku utama
Aku seorang putri dari sebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja.

5.      Amanat
Novel
Amanat
Bukti
Novel Indonesia : Negara 5 Menara
1.   Jangan pernah meremehkan impian walau setinggi apapun.
2.   Bersungguh-sungguhlah dalam mencapai suatu impian karena suatu saat nanti sukses pasti menghampiri.
3.   Turuti perintah orangtua dalam hal kebaikan.
1.   Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah : jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
2.   Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses.
3.   Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah ibunya : belajar di pondok.
Novel Terjemah : Princess
Sebagai wanita harus memperjuangkan haknya dan tidak boleh menyerah dengan keputusan seorang pria.
Dengan marah, aku menjawab bahwa kami adalah perempuan tidak bisa ‘mencuri-curi keadaan’. Kami harus mengambil kesempatan sekecil apapun yang ada.

3.Membandingkan Unsur Ekstrinsik
Novel
Nilai-nilai Terkandung
Bukti
Novel Indonesia : Negara 5 Menara
1.   Nilai budaya
1.   Panggila amak, orang minang selalu sangat percaya diri dan punya semangat glibal memberi nama anaknya. Di Minangkabau juga dikenal istlah ketek banamo,gadang gola yang artinya kecil diberi nama besar diberi gelar.  Begitu seorang laki-laki menikah, maka ia mendapat gelar. Gelar tertingi Datuk atau kepala suku. Barang siapa yang berani memanggil datuk dengan sebutan namanya maka akan diberi sanksi
Novel Terjemah : Princes
1.   Nilai moral
2.   Nilai kebudayaan
1.   Hadi sedang memperkosa seorang gadis kecil, umurnya tak lebih dari 8 tahun dan Faruq memegangi gadis kecil itu.
2.   Sudah menjadi keharusan seorang perempuan Arab untuk menutup auratnya termasuk mengenakan cadar pada saat mendapatkan menstruasi yang pertama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar